Jika
berbicara mengenai akuntansi tak sedikit dari kita langsung tertuju pada sebuah
perusahaan.
untuk memahami akuntansi, maka kita harus mengetahui konsep dasar akuntansi
terlebih dahulu. Konsep merupakan pernyataan. Konsep-konsep akuntansi yang
digunakan dalam lingkungannya akan
sangat dipengaruhi oleh pengetahuan,
pengalaman, kondisi sosial, kondisi ekonomi, politik dan sebagainya. pengertian
dan definisi akuntansi pun sampai saat ini sangat beragam, namun inti dan
tujuannya sama, yaitu sama-sama berfungsi sebagai sistem informasi mengenai
keuangan suatu perusahaan, lembaga ataupun organisasi dan biasanya akuntansi
menyajikan suatu data atau informasi tentang keuangan yang biasanya berbentuk
laporan keuangan. Akuntansi memiliki jalur yang sangat luas, tidak hanya
berkecimpung dalam perusahaan saja. Lembaga perbangkan pun telah banyak
menggunakan sistem akuntansi dalam kegiatannya.
a.
Apa yang dimaksud dengan Akuntansi ?
b.
Apa yang dimaksud dengan kerangka
konseptual akuntansi ?
c.
Apa tujuan pokok akuntansi ?
d.
Apa yang dimaksud dengan konsep
dasar pelaporan ?
e.
Apa saja prinsip dari akuntansi ?
f.
Apa saja asumsi dan konsep dasar
akuntansi ?
g.
Apa saja kendala atau keterbatasan akuntansi ?
a. Untuk
dapat mengetahui pengertian dari akuntansi baik itu secara umum maupun
perbankan
b. Untuk
dapat mengetahui kerangka konseptual akuntansi
c. Untuk
dapat mengetahui tujuan pokok dari akuntansi
d. Untuk
dapat mengetahui konsep dasar pelaporan
e. Untuk
dapat mengetahui prinsip dari akuntansi
f. Untuk dapat mengetahui asumsi dan konsep
dasar akuntansi
g. Untuk
dapat mengetahui apa saja kendala dan keterbatasan dari akuntansi
Akuntansi berasal dari kata asing
accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah
menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh
kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut
sebagai bahasa bisnis.
Akuntansi adalah suatu proses
mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data transaksi
serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu
keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi Perbankan adalah seni
pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran atas seluruh transaksi yang terjadi di
dalam bank yang hasilnya berupa laporan keuangan.Laporan keuangan bank merupakan
bentuk pertanggung jawaban manajemen bank terhadap pihak yang berkepentingan
dengan kinerja bank.
Kerangka konseptual akuntansi adalah
suatu system pertalian yang erat (koheren) dari tujuan dan konsep-konsep dasar
yang saling berhubungan dan saling mengarahkan terciptanya prinsip-prinsip yang
konsisten serta menggambarkan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi beserta
laporan keuangan. Sebagai konsep, tentu akan memberikan manfaat bagi
perkembangan akuntansi atau sebaliknya perkembangan akuntansi yang memberikan
manfaat bagi konsep dasar akuntansi. Oleh karena itu dalam menghadapi persoalan
akuntansi hendaknya dapat dikembalikan pada konsep dasarnya.
Kerangka konseptual akuntansi
menjadi sangat penting dipahami, mengingat dengan kerangka ini akan dapat
dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi yang dapat menjadi acuan bagi para pemakai
informasi akuntansi dan selanjutnya hal ini akan mendasari praktik akuntansi.
Di samping itu, sebagai kerangka dasar setiap perubahan ataupun perkembangan
akuntansi yang sulit dipecahkan, maka harus dilandasi kerangka konseptual ini
dalam setiap memecahkan masalah-masalah yang berkembang dan berkaitan dengan
akuntansi tersebut.
Kerangka konseptual akuntansi
dibangun dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah tujuan pokok akuntansi,
tingkatan kedua adalah konsep dasar pelaporan yang terdiri dari karakteristik
informasi dan elemen laporan keuangan. Tujuan pokok dan konsep dasar pelaporan
tersebut selanjutnya digunakan pada tingkatan ketiga yaitu menyusun pedoman
pelaksanaan. Pedoman pelaksanaan ini harus memperhatikan asumsi, prinsip dan
kendala.
Tujuan
pokok akuntansi adalah tujuan umum laporan keuangan yaitu memberikan informasi
yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Untuk dapat
menyampaikan informasi tersebut harus menggunakan alat atau media berupa
laporan keuangan. Secara khusus laporan keuangan harus mencapai tujuan
memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi aktiva,
hutang dan modal beserta prubahannya, sehingga dapat digunakan untuk menaksir
prospek arus kas, kondisi keuangan, prestasi, dan potensi perusahaan atau bank
dalam menghasilkan laba. Di samping itu dapat menjelaskan bagaimana dana
diperoleh dan digunakan.
Dalam memahami konsep pelaporan terlebih
dahulu perlu menjawab pertanyaan mengapa akuntansi diperlukan (ini menyangkut
tujuan) kemudian bagaimanakah mencapai tujuan tersebut (pedoman pelaksanaan).
Konsep dasar pelaporan merupakan penghubung antara pedoman pelaksanaan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Dalam konsep ini harus mampu menjelaskan
karakteristik atau mutu informasi dan elemen-elemen yang akan disajikan dalam
laporan keuangan sehingga fungsi akuntansi sebagai penyedia jasa informasi
dapat menentukan: kepada siapa informasi tersebut ditujukan, tipe-tipe
informasi yang dibutuhkan, dan bagaimanakah karakteristik informasi yang
dibutuhkan. Dengan demikian tujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat
bagi semua pihak dapat dipenuhi.
2.4.1
Karakteristik Mutu Informasi Akuntansi
Pemilihan
metode akuntasi, tipe informasi dan format informasi yang diperlukan akan
menentukan nilai kegunaan informasi bagi pengambil keputusan. Untuk itu
informasi yang disajikan harus informasi yang baik dan memberikan manfaat yang
lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh/menyajikan
informasi tersebut. Pemakai harus dapat merasakan kadar kemampuan dan arti
pentingnya infomasi yang diterimanya. Informasi yang dapat dimengerti adalah
informasi yang mempunyai sifat relevansi dan reliabilitas, memiliki daya
banding, dan konsisten. Pola hubungan informasi yang dapat memberikan manfaat
bagi pengambil keputusan tercermin dalam hirarki kualitas informasi akuntansi
seperti gambar berikut.
2.4.2 Elemen-Elemen Laporan Keuangan
Elemen
pokok laporan keuangan terdiri dari aktiva, hutang, modal, pendapatan dan
biaya. Tugas akuntansi adalah untuk mengikuti, mengukur, dan mengkomunikasikan
perubahan-perubahan dan perkembangannya. Elemen pokok ini telah berlaku umum di
dunia usaha dan setiap elemen saling terkait dengan elemen. Lantas apa yang
dimaksud dengan elemen tersebut?
1)
Aktiva adalah manfaat ekonomi yang
dinyatakan untuk sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan, yang meliputi
barang dan hak-hak yang memberikan manfaat di masa yang akan datang dan didapat
dari transaksi-transaksi atau peristiwa yang terjadi di masa lalu.
2)
Hutang atau kewajiban adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang mungkin di masa yang akan datang yang timbul
dari kewajiban entitas tertentu pada saat ini, untuk menyerahkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas yang lain de masa mendatang sebagai akibat dari
transaksi atau peristiwa di masa lampau.
3)
Modal adalah jumlah uang yang
dinyatakan untuk sisa hak atas aktiva perusahaan setelah dikurangi seluruh
kewajibannya. Modal merupakan hak atas aktiva perusahaan yang melekat pada
pemiliknya.
4)
Pendapatan adalah jumlah kotor dari
kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya). Pendapatan
timbul dari aktivitas penjualan barang atau jasa, penyerahan jasa dan aktivitas
lainnya yang mengakibatkan diperolehnya pendapatan atau laba bagi perusahaan.
5)
Biaya adalah jumlah kotor dari
penurunan aktiva atau kenaikan kwajiban. Biaya ini timbul dari kegiatan-kegiatan pembuatan atau pengadaan barang dan jasa, dan
lain-lain kegiatan usaha memperoleh pendapatan dalam suatu periode.
6)
Laba adalah selisih lebih antara
pendapatan di atas biaya dalam suatu periode, dan disebut rugi apabila terjadi
sebaliknya.
Prinsip
akuntansi adalah dalil atau dokrin untuk mengawasi suatu system atau aktivitas
tertentu yang telah diterima kebenarannya. Prinsip akuntansi bukan merupakan
kebenaran yang hakiki dalam bidang akuntansi, karena pada hakekatnya akuntansi
selalu berkembang dan selalu berubah sesuai dengan perkembangan dan
perubahan-perubahan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat. Prinsip akuntansi
dapat bersifat tertulis maupun tidak tertulis sebagai akibat yang timbul dari
pengalaman yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyajikan informasi
keuangan.
Penggunaan
prinsip akuntansi menjadi sangat penting agar ada kesamaan dalam hal cara,
metode, prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan, bersifat
netral, dan dapat diperbandingkan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a) Prinsip Harga Perolehan
Dalam
ini ditekankan bahwa aktiva, hutang, modal, penghasilan, dan biaya hendaknya
dicatat sebesar harga perolehan yang disepakati oleh kedua belah pihak yang
bertransaksi. Penggunaan prinsip ini didasari bahwa harga tersebut ditentukan
secara obyektif, jumlahya sudah diketahui dan dapat diuji kebenarannya melalui
bukti-bukti transaksi. Pengukuran harga historis adalah melalui jumlah kas atau
yang ekuivalen.
b) Prinsip Realisasi Penghasilan
Prinsip
ini pada dasarnya mencakup pengertian, pengukuran, dan pengakuan penghasilan.
Penghasilan adalah setiap pertambahan aktiva atau penurunan hutang yang timbul
dari penjualan barang atau jasa selama periode akuntansi tertentu. Pengukuran
penghasilan dapat ditentukan melalui jumlah kas atau ekuivalennya, jumlah
aktiva yang diterima dan jumlah penurunan hutang. Kemudian pengakuan
penghasilan pada prinsipnya berdasarkan realisasi penghasilan. Realiasasi
penghasilan dapat ditentukan berdasarkan justifikasi bahwa barang atau jasa telah tersedia dan jumlahnya sudah
diketahui secara pasti.
Dalam
kaitannya dengan pengakuan penghasilan, maka timbul beberapa metode pengakuan
penghasilan, yaitu pertama pada saat
penjualan barang atau jasa. Kedua adalah
pengakuan penghasilan dapat dilakukan pada saat sebelum melakukan penjualan. Ketiga adalah pengakuan penghasilan
didasarkan pada saat penerimaan kas.
c) Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan
Biaya
Prinsip
ini menghendaki bahwa hasil aktivitas
perusahaan selama periode tertentu yang diluangkan dalam laporan keuangan
merupakan hasil dalam periode yang sama. Pendapatan dan biaya harus sesuatu hal
yang terjadi dalam waktu yang sama. Untuk dapat mempertemukan pendapatan dan
biaya dalam periode yang sama maka diperlukan metode pengakuan pendapatan dan
biaya. Pengakuan tersebut bisa menggunakan dasar waktu (accrual basis).
d) Prinsip Obyektif
Prinsip
ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang dihasilkan haruslah
didasarkan pada data akuntansi yang didukung oleh bukti-bukti transaksi yang
obyektif. Bukti transaksi yang obyektif dapat diperoleh bila transaksi yang
dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi, serta
didukung oleh pengawasan dan pengendalian intern yang baik.
e) Prinsip Pengungkapan Penuh
Laporan
keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi interprestasi dan
pengambilan keputusan para pemakainya. Untuk mencapai ini maka laporan keuangan
harus disusun secara baik sesuai dengan standar akuntansi yang disepakati umum,
menggunakan istilah-istilah yang tepat, memberikan catatan tamabahan,
memberikan lampiran, catatan kaki, dan sebagainya.
f) Prinsip Konsistensi
Prinsip
ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut harus mempunyai
daya banding. Daya banding ini untuk perusahaan-perusahaan yang sama dalam
periode yang berbeda atau dalam perusahaan yang berbeda untuk periode yang
sama. Daya banding laporan keuangan akan ditentukan oleh konsistensi penggunaan
teori, metode, dasar, pedoman, dan praktik akuntansi yang sama dengan
diterapkan sebelumnya. Konsistensi ini bukanlah harga mati, artinya pada kasus
tertentu tidak cocok dengan kondisi saat ini, maka perusahaan dapat mengganti
metode tersebut asalkan perusahaan menjelaskan tentang perubahan metode
tersebut dan pengaruh penggunaan metode tersebut angka-angka dalam laporan
keuangan.
Untuk
memahami akuntansi harus mengetahui konsep dasar akuntansi. Konsep merupakan
pernyataan. Konsep-konsep akuntansi yang digunakan dalam lingkungannya akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, kondisi sosial,
kondisi ekonomi, politik dan sebagainya. Konsep ini dapat juga dikatakan
sebagai asumsi dasar dalam akuntansi. Asumsi dasar ini terutama dalam menyusun
prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan
laporan keuangan, keadaan perekonomian, keadaan politik, perundang-undangan,
dan sebagainya yang berkaitan dengan dunia usaha. Sering terjadi kesulitan
untuk membedakan antara konsep dengan prinsip akuntansi. Sedangkan konsep dasar
akuntansi tersebut antara lain meliputi:
a. Kesatuan Usaha (Business Entity)
Dalam
konsep ini diasumsikan bahwa perusahaan merupakan kesatuan usaha yang terpisah
dengan pemiliknya dan akuntansi memandang dari segi perusahaannya. Laporan
keuangan yang disusun adalah laporan keuangan perusahaan, bukan laporan
keuangan pemilik. Adanya pemisahan ini merupakan faktor utama yang dijadikan
pertimbangan untuk membebankan pada satuan ekonomi tersebut yaitu kewajiban
mempertanggungjawabkan keuangan perusahaan kepada pihak-pihak berkepentingan.
b. Kesinambungan (Going Concern)
Konsep ini menjelaskan bahwa
perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas dan akan berlangsung
secara terus-menerus. Asumsi ini akan memberikan dukungan yang kuat untuk
penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya dan bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau
nilai yang direalisasikan pada saat likuidasi.
c. Periode Akuntansi
Konsep ini menjelaskan bahwa rugi
dan laba perusahaan baru dapat diketahui setelah perusahaan baru dapat
diketahui setelah perusahaan dilikuidasi atau dengan kata lain bahwa tingkat
kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat diketahui pada saat perusahaan menghentikan usahanya dan
mencairkan seluruh hartanya menjadi kas. Namun demikian, pada kenyataannya
keputusan manajemen banyak dilakukan selama berlangsungnya kegiatan perusahaan.
Untuk mengambil keputusan ini perlu ada informasi. Disinilah laporan keuangan
perlu disusun sebagai sumber informasi. Penyusunan laporan keuangan periodik
ini beranggapan bahwa umur kegiatan perusahaan yang tidak terbatas tersebut
pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan perusahaan dari beberapa periode
yang tidak terbatas ini selanjutnya disebut periode akuntansi.
d. Pengukuran Dalam Nilai Uang
Penyelenggaraan akuntansi
beranggapan bahwa mata uang adalah alat pengukur yang berlaku umum terhadap
semua kegiatan ekonomi. Penggunaan satuan mata uang (rupiah) didasarkan
pemahaman bahwa mata uang mempunyai nilai yang tetap. Bila asumsi ini tidak
dipenuhi maka fungsi laporan keuangan sebagai media informasi akan berkurang
nilainya.
e. Penetapan Beban dan Pendapatan
Penentuan laba periodik dan posisi
keuangan dilakukan berdasarkan metode akrual, yaitu dikaitkan dengan pengukuran
aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada saat terjadinya, bukan hanya
sekedar pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang. Penentuan laba periodik
menyangkut dua masalah yaitu: pengakuan pendapatan selama periode dan penentuan
beban yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk menghasilkan pendapatan
tersebut.
Dalam
menyajikan informasi yang memiliki karakteristik mutu, maka akan dihadapkan
pada kendala-kendala yang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kendala
primer dan kendala sekunder.
a. Asas Manfaat dan Biaya
Untuk
mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi akuntansi diperlukan biaya.
Para pemakai harus mempertimbangkan biaya untuk menghasilkan informasi tersebut.
kesulitannya adalah tidak semua manfaat informasi dapat diukur atau dibuktikan.
Manfaat informasi tersebut dapat dirasakan oleh pihak penyaji dalam bentuk
efisiensi pengendalian dan oleh para pemakai dalam bentuk alokasi sumber-sumber
ekonomi, jumlah pajak yang dibayar, ketaatan tehadap regulasi. Semua ini kadang
sulit dikuantitatifkan. Sedangkan biaya untuk pengadaan informasi umumnya mudah
dikuantitatifkan.
b. Asas Materialitas
Asas
ini mengemukakan bahwa transaksi-transaksi dan lain-lain peristiwa yang tidak
penting /kurang berarti terhadap kegiatan ekonomi perusahaan adalah tidak harus
dilakukan secara konsekuen dengan prinsip-prinsip akuntansi. Perlakuan seperti
ini dapat diterima karena informasi yang tidak materialitas tidak cukup berarti
atau tidak dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para pemakainya. Kesulitan
mengukur materialitas menjadi kendala, mengingat materialitas sangat tergantung
pada pengaruh atau akibatnya kepada para pemakainya.
c. Asas Konservatif
Asas ini
erat kaitannya dengan risiko ketidakpastian di masa yang akan datang. Asas ini
mencerminkan kehati-hatian dalam hal mengakui adanya pendapatan dan biaya
sehingga terhindar dari kemungkinan risiko yang akan timbul di masa yang akan
datang. Dalam kaitannya dengan pengakuan dan penilaian pada asas ini terdapat
empat macam yaitu:
1.
Pengakuan dan penilaian penghasilan
2.
Dalam hubungannya dengan pengakuan
biaya
3.
Dalam hubungannya dengan laba, maka
laba harus diakui pada saat realisasi
4.
Dalam hubungannya dengan pengakuan
kerugian
d. Kebiasaan-Kebiasaan Dalam Dunia Bisnis
Dalam
praktik akuntansi secara nyata lebih menginginkan kepraktisan dan aspek
kegunaan, sehingga sering dijumpai penyimpangan-penyimpangan terhadap
prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini masih bisa diperkenankan karena setiap jenis
usaha mempunyai karakteristik dan
spesifikasi tersendiri. Badan usaha tersebut tidak selalu menerapkan akuntansi
secara konseptual. Hal ini menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan informasi
yang sesuai dengan karakteristik mutu pelaporan.
BAB III
Pada dasarnya untuk Kerangka konseptual akuntansi
dibagun dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah tujuan pokok
akuntansi, tingkatan kedua adalah konsep dasar pelapaoran yang terdiri dari
karakteristik informasi dan elemen laporan keuangan. Tujuan pokok dan konsep
dasar pelaporan tersebut selanjutnya digunakan pada tingkatan ketiga yaitu
menyusun pedoman pelaksanaan. Pedoman pelaksanaan ini harus memperhatikan
asumsi, prinsip dan kendala.
Elemen
pokok laporan keuangan terdiri dari aktiva, hutang, modal, pendapatan dan
biaya.Tugas akuntansi adalah untuk mengikuti, mengukur dan mengkomunikasikan
perubahan-perubahan dan perkembangannya. Elemen pokok ini telah berlaku umum di
dunia usaha dan setiap elemen saling terkait dengan elemen.
Konsep dasar akuntansi antara lain
meliputi:
1.
Kesatuan Usaha
2.
Kesinambungan / going
concern
3.
Periode Akuntansi
4.
Pengukuran Dalam Nilai Uang
5.
Penetapan Beban dan Pendapatan
6.
Penentuan laba periodik.
Alhamdulillah berkat kesempatan yang diberikan Allah
SWT makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat
kami sampaikan melalui tulisan dalam makalah ini , jika ada kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini maka kami selaku penulis memohon maaf
yang sebesar besarnya serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran
ataupun kritikan yang bermanfaat bagi yang membaca makalah ini.
Dr. Taswan, S.E.,M.Si. Akuntansi Perbankan. Edisi ketiga. UPP STIM YKPN, Semarang,2012